projar

Selasa, 23 Agustus 2022

rumah adat

 

Rumah suku Bugis dan Makassar memiliki kemiripan yaitu berbentuk panggung. Rumah adat ini hampir sama seperti rumah di Asia Tenggara. Terdapat kayu yang atapnya berlereng dua, kerangka berbentuk H terdiri dari tiang dan balok. Tiang tersebut dirakit tanpa menggunakan pasak dan paku. Fungsi tiang ini untuk menopang lantai dan atap, sementara dinding diikat dengan tiang di bagian luar.


Rumah ini untuk berbagai aktivitas karena ukurannya besar. Ada tiga tingkatan rumah suku Bugis dan Makassar yaitu dunia atas (voting langi), dunia tengah (ale kawa), dunia bawah (buri liu).


Rumah Saoraja dibedakan berdasarkan status sosial. Jurnal "Arsitektur Rumah Tradisional Suku Kajang di Provinsi Sulawesi Selatan" menuliskan bentuk dan filosofinya. Ada Saoraja (Bugis)/Balla Lompoa (Makassar) artinya adalah istana, dan Bola (Bugis)/Ballak (Makassar) artinya rumah masyarakat biasa. Dari status sosial ini, bahan material rumah, ukuran rumah, hingga hiasan dinding pun berbeda.


Sementara dari segi makna, rumah yang seperti istana menjadi status sosial dan banyak hiasan di dalam rumah. Rumah di Sulawesi Selatan menjadi simbol dan strata sosial. Semakin bagus rumahnya maka makin tinggi pembuatan rumah seperti tiang, porselen sebagai hiasan, dan ukuran rumah. Ukuran rumah melambangkan kehidupan dan kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

rumah adat

  Rumah suku Bugis dan Makassar memiliki kemiripan yaitu berbentuk panggung. Rumah adat ini hampir sama seperti rumah di Asia Tenggara. Terd...